Ringkasan Berita
đź”´ STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere menyambut kedatangan guru besar machine learning Prof. Prihandoko, S. Kom., M.IT., Ph.D
đź”´ Kunjungan Prof. Prihandoko bertujuan memberikan Bimtek Kurikulum OBE bagi para dosen selama dua hari.
đź”´ Dalam kuliah umum, Prof. Prihandoko menekankan pentingnya literasi digital agar mahasiswa tidak mudah terpapar informasi palsu.
đź”´ Kegiatan ini memperkuat komitmen STIKes St. Elisabeth untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kesiapan lulusan menghadapi tantangan era digital.
Maumere, Berita STIKES St. Elisabeth – Civitas akademika STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere menyambut kedatangan Prof. Prihandoko, S.Kom., M.IT., Ph.D. pada Kamis, 13 November 2025, dalam suasana penuh kehangatan. Profesor Prihandoko disambut oleh mahasiswa Informatika Medis semester 1 dan 3 melalui tarian tradisional yang ditampilkan dengan penuh sukacita. Para penari mengenakan busana adat bernuansa pink dan kain tenun. Dan di sekeliling mereka, sejumlah mahasiswa dan mahasiswi, para dosen, serta staff kampus ikut menyaksikan penyambutan  dengan senyum, tepuk tangan, dan sorak kecil yang mencerminkan suasana kebersamaan dan penghargaan bagi Prof. Prihandoko yang datang membawa  Bimbingan Teknis (Bimtek) Kurikulum OBE bagi para dosen.

Usai penyambutan, Prof. Prihandoko diarahkan menuju ruang pertemuan tempat para dosen telah menunggu. Ruangan itu nampak  hangat dan tertata rapi dengan layar proyektor, laptop peserta, serta backdrop resmi kegiatan.  Semuanya  ditata demi bimtek bersama  guru besar Machine Learning di Universitas Gunadarma tersebut. Bahkan Ketua Yayasan, RD. Fidelis Dua turut menyampaikan penghargaan atas kehadiran sang profesor. Dalam sambutannya, RD. Fidelis Dua menekankan bahwa pembaruan kurikulum menjadi bagian tak terpisahkan dalam peningkatan mutu pembelajaran. “Pendidikan yang baik tidak hanya soal mengikuti standar, tetapi memastikan lulusan mampu menjawab kebutuhan zamannya,” ujar lulusan magister pendidikan tersebut.
Tenunan kata-kata sambutan itu sekaligus menjadi prolog yang menghantar Prof. Prihandoko untuk memaparkan konsep OBE–PIKOBE secara bertahap, mulai dari penyusunan Profil Lulusan (PL), Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), bahan kajian, hingga CPMK. Prof. Prihandoko menegaskan bahwa inti OBE bukan pada apa yang diajarkan dosen, tetapi pada apa yang benar-benar dicapai mahasiswa dalam proses pembelajaran. Ia kemudian mengaitkannya dengan keterampilan abad ke-21 yakni: critical thinking, creativity, communication, collaboration, citizenship, dan growth mindset yang dianggap sangat penting bagi lulusan masa kini. Menurutnya, mahasiswa harus dilatih berpikir kritis, bekerja sama, dan memiliki ketahanan mental dalam menghadapi kompleksitas dunia profesional.

Sesi ini berlanjut keesokan harinya, Jumat 14 November 2025, di mana seluruh civitas akademika berkumpul untuk mengikuti kuliah umum yang dibawakan oleh Prof. Prihandoko, S.Kom., M.IT., Ph.D Â dengan tema Kesiapan Civitas Akademika Menghadapi Tantangan dan Dampak Media Sosial. Acara yang dipandu oleh mahasiswa Informatika Medis Martina Klaudia dan Fransiska Raymona Rero, berlangsung di aula kampus dengan antusiasme besar.
Dalam kuliah umumnya, Prof. Prihandoko mengingatkan bahwa mahasiswa mudah terpapar informasi palsu jika tidak memiliki kemampuan menyaring informasi secara kritis. Paparan visual mengenai perilaku digital dan dinamika media sosial membantu mahasiswa memahami urgensi literasi digital.

Kuliah umum yang bertemakan media sosial ini dinilai sangat relevan oleh seluruh civitas akademika. Salah satunya adalah dosen informatika medis, Christian Romario yang mengatakan bahwa kuliah umum ini bukan hanya informatif, tetapi juga membantu mahasiswa melihat bahwa ruang digital adalah arena pembentukan opini, identitas, bahkan kebenaran itu sendiri.
“Usai mengikuti kuliah umum Prof. Prihandoko, saya merasa materi tentang tantangan dan dampak media sosial sangat membuka wawasan betapa media sosial membentuk cara kita berpikir, merasakan, dan berinteraksi. Dalam konteks ini, saya teringat konsep interpasivitas atau pasivitas interaktif dari filsuf psikoanalitik Slavoj Žižek, Interpasivitas” berarti kita terlihat aktif di media sosial, posting, komentar, atau membagikan sesuatu, tetapi sebenarnya justru menjadi pasif dalam kehidupan nyata. Karena itu, Kuliah ini membantu mahasiswa menyadari hal itu dengan cara yang sangat mudah dipahami,” Ujar Christian Romario yang kini aktif dalam AI Engineer ID Camp 2025
Sementara itu, respons positif juga datang dari peserta seminar, Maryati Aprili Kurnia Dewi Lalo. Mahasiswi D3 Keperawatan ini menilai bahwa literasi digital yang disampaikan oleh Prof. Prihandoko sanagt sesuai dengan pengalaman mahasiswa karena sebagian aktivitas perkuliahan menuntut kemampuan mengakses informasi yang valid serta menggunakan teknologi secara bertanggung jawab.
“ literasi digital yang disampaikan Prof. Prihandoko sangat relevan bagi kehidupan mahasiswa saat ini karena hampir semua aktivitas perkuliahan dan komunikasi dilakukan secara online. Dengan literasi digital yang baik, mahasiswa dapat mencari informasi yang valid, mengerjakan tugas dengan benar, serta menggunakan teknologi secara aman dan bertanggung jawab. Selain itu, literasi digital penting sebagai bekal menghadapi dunia kerja yang menuntut kemampuan menggunakan berbagai platform dan aplikasi digital. Oleh karena itu, literasi digital bukan hanya penting, tetapi sudah menjadi kebutuhan dasar bagi mahasiswa masa kini”, ujar Maryati Aprili Kurnia Dewi Lalo.

Hal senada disampaikan juga oleh mahasiswa prodi informatika medis, Paulina Chandra Agista Lali Nono, yang menyatakan bahwa  bahwa topik tentang sosial media sangat relevan dengan kondisi saat ini di mana media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mahasiswa.
“saya merasa topik ini sangat relevan dengan kondisi saat ini, dimana media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan kami sebagai mahasiswa sehari-hari. Saya juga berharap seminar ini dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang bagaimana media sosial dapat memengaruhi kehidupan akademika terkhususnya bagi kami mahasiswa, baik dari sisi positif maupun negatifnya. Dari materi yang telah diberikan oleh Prof. Prihandoko kepada kami semua ada satu materi yang sangat saya ingat jelas yaitu 10 Golden rules. Nah di materi ini di jelaskan bagaimana kita sebagai mahasiswa harus bisa mengatur waktu dengan disiplin, membangun personal branding,dan bijak dalam menyaring informasi yang di dapatkan. Saya berharap kegiatan seminar ini terus berlanjut agar bisa membuka wawasan berpikir kami sebagai seorang mahasiswa dalam menghadapi berbagai tantangan dan dampak media sosial terhadap kehidupan kami sehari-hari”, ujar mahasiswi yang akrab disapa Sandra tersebut.
Setelah kuliah umum, Prof. Prihandoko kembali melanjutkan Bimtek bersama para dosen hingga pukul 19.00, membahas asesmen, evaluasi, dan presentasi prodi. Rangkaian kegiatan bersama Prof. Prihandoko menghadirkan pengalaman belajar yang menyeluruh bagi dosen maupun mahasiswa.

Ketua STIKes Maria Kornelia Ringgi Kuwa menyampaikan bahwa kegiatan bersama Prof. Prihandoko menjadi langkah strategis bagi institusi untuk memperkuat mutu akademik dan arah pembelajaran berbasis capaian. Ia menilai bahwa pendampingan seperti ini membantu dosen memahami perubahan paradigma pendidikan sekaligus mendorong budaya belajar yang lebih adaptif di lingkungan kampus.
“Kunjungan ini memberi kita dorongan baru untuk terus memperbaiki kualitas pembelajaran. Pendekatan OBE membantu kita memastikan bahwa setiap proses yang dilakukan dosen benar-benar mengarah pada pencapaian terbaik mahasiswa. Saya berharap pendampingan ini menjadi awal dari transformasi akademik yang lebih kuat,” ujar Ketua STIKes.
Melalui pendekatan OBE dan penguatan literasi digital, STIKESÂ St. Elisabeth Keuskupan Maumere menegaskan visi untuk melahirkan tenaga kesehatan yang cerdas, adaptif, kritis, berbelarasa, dan siap menghadapi tantangan era global.(Penulis: Christian Romario)
