AKREDITASI BAIK SEKALI DAN 73 TOGA PERTAMA STIKES ST. ELISABETH KEUSKUPAN MAUMERE

Ringkasan Berita

đź”´ STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere menggelar Rapat Senat Terbuka Wisuda Perdana, mengukuhkan 73 Ahli Madya Keperawatan dan 1 peserta sumpah profesi.

đź”´ Ketua STIKes menegaskan bahwa angkatan pertama bukan sekadar lulusan perdana, tetapi mandat untuk menjaga nama baik almamater melalui pelayanan keperawatan yang humanis dan profesional.

đź”´ STIKes mencatat capaian akreditasi nasional Baik Sekali untuk institusi dan program studi, mempertegas mutu tata kelola kampus yang baru berusia dua tahun.

đź”´ Sebanyak 13 lulusan dikontrak bekerja di Jepang, menyusul 15 alumni sebelumnya, membuka jalan internasionalisasi lulusan kesehatan dari NTT.

Maumere, Berita STIKes St. Elisabeth Maumere – Sabtu, 22 November 2025 menjadi hari yang tercatat dalam sejarah STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere. Pada hari tersebut, dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa Wisuda, Pengambilan Sumpah, dan Pengukuhan Ahli Madya Keperawatan Program Studi D III Keperawatan, kampus secara resmi melepaskan 73 wisudawan–wisudawati dan 1 peserta sumpah profesi ke dunia pelayanan kesehatan, dengan mengusung tema “We Together Build, We Together Raise.”

Acara berlangsung khidmat di hadapan tamu-tamu di antaranya perwakilan Dewan Pembina Yayasan, Wakil Bupati Sikka, Ketua DPRD Sikka, Kepala LLDIKTI Wilayah XV, Ketua DPW PPNI Provinsi NTT, para tokoh rohaniwan, pimpinan rumah sakit dan puskesmas, senat akademik, dosen dan tenaga kependidikan, serta orang tua dan wali mahasiswa.

wisuda stikes st. elisabeth keuskupan maumere

Dalam sambutannya, Ketua STIKes Maria Kornelia Ringgi Kuwa menggarisbawahi bahwa wisuda perdana ini adalah tonggak transformasi lembaga. Ia terlebih dahulu menyatakan bahwa angkatan pertama membawa kehormatan sekaligus tanggung jawab historis bagi lembaga pendidikan tinggi yang masih muda ini, barulah kemudian ia menegaskan, “Kalian bukan hanya lulusan pertama, kalian adalah warisan pertama yang kami titipkan kepada masyarakat. Menjadi angkatan perdana bukan hadiah, melainkan mandat.”

Ia mengingatkan para lulusan agar menjadi perawat yang terus bertumbuh, bukan sekadar memenuhi standar kompetensi, tetapi menghadirkan pelayanan penuh empati di ruang klinis. “Nama baik almamater bukan dijaga oleh gedungnya, tetapi oleh sikap dan pelayanan para lulusannya,” tuturnya.

STIKes St. Elisabeth juga menyampaikan capaian akreditasi yang membanggakan: Akreditasi Institusi Baik Sekali (BAN-PT) dan Akreditasi Program Studi Baik Sekali (LAM-PTKes). suatu hal yang membuktikan bahwa mutu tata kelola dan akademik dari lembaga yang sudah memperoleh kepercayaan nasional.

Wisuda tahun ini juga menandai langkah penting internasionalisasi kampus lewat 13 lulusan dikontrak bekerja di Jepang, menyusul 15 alumnus yang telah lebih dahulu berkarier di negara tersebut. Ketua STIKes mengarahkan pesan khusus bagi para lulusan yang akan bekerja di luar negeri. Ia menekankan pentingnya keterbukaan pada budaya baru dan profesionalisme tinggi sebelum menyampaikan pesannya secara langsung: “Jadilah pribadi yang terbuka, tetapkan standar profesionalisme, dan hiduplah dengan hati yang belajar.”

Kesan dan harapan juga datang dari para mitra. Ketua DPW PPNI Provinsi NTT dr. Aemilianus Mau lebih dulu menyatakan bahwa lulusan STIKes mesti menjadi tenaga perawat yang tegas dan humanis. Ia juga menambahkan secara langsung, “Bekerja di luar negeri penghargaannya luar biasa: di Eropa gaji minimal 40 juta, di Amerika 70 juta. Karena itu, melayanilah tanpa diskriminasi dan terus bekerja.”

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Sikka memberikan dorongan serupa. Ia menilai bahwa masa depan karier tidak selalu mudah dan hal itu ia utarakan terlebih dahulu sebelum menyampaikan kutipan, “Setelah wisuda, kalian akan mengalami situasi terang dan gelap. Saat terang, bersyukurlah. tetapi saat gelap, bangkitlah.”

disuda stikes st. elisabeth keuskupan maumere

Seorang wisudawan, Aurelia Putri Ndodahas, berbagi refleksi pribadi dalam sambutannya. Ia menekankan bahwa keberhasilan dalam keperawatan dibangun melalui kolaborasi dan pelayanan, kemudian ia mengatakan, “Kesuksesan bukan kunci kebahagiaan, tetapi kebahagiaan adalah kunci kesuksesan.”

Wisuda perdana ini bukan hanya seremoni akademik, tetapi juga penanda arah jangka panjang lembaga. Wakil Bupati Sikka Simon Subandi mengafirmasi hal ini dengan menegaskan dalam sambutannya  bahwa toga yang dikenakan lulusan adalah simbol kesiapan untuk mengabdi, lalu ia menegaskan langsung: “Kalian adalah perawat . Sahabat pasien dan edukator masyarakat.”

Begitu halnya dengan salah satu wisudawan lainnya Augusta Henriquez yang menyampaikan wisuda sebagai momen kesuksesan yang baru dimulai

“Wisuda bukan hanya sebagai suatu alat yang menunjukkan bahwa dirimuhebat, tapi wisuda adalah tanda bahwa proses keberhasilanmu baru saja dimulai”, ujar Augusta

Sementara itu, Perwakilan LLDIKTI Wilayah XV melalui Ketua tim kerja kepegawaian dan tata laksana, menyoroti pentingnya riset lokal, inovasi, dan tata kelola pendidikan visioner. Setelah menguraikan tuntutan dunia kerja yang menuntut keterampilan akademik sekaligus soft skills, ia berpesan tegas, “Jadilah pembelajar sepanjang hayat , gunakan ilmu untuk menciptakan solusi dan peluang kerja.”

Penutup kegiatan disampaikan oleh Ketua Yayasan Santo Lukas, RD. Fidelis Dua. Ia lebih dulu menegaskan bahwa keberhasilan wisuda adalah gambaran perjalanan Yayasan menjaga mutu pendidikan, lalu menyampaikan, “Setiap toga kalian adalah simbol harapan bagi banyak orang . kalian adalah misionaris kesehatan.”

Wisuda perdana ini memperlihatkan STIKes St. Elisabeth sebagai institusi muda yang bergerak cepat, berjejaring luas, dan menyiapkan lulusan untuk pelayanan kesehatan skala nasional maupun global. Para wisudawan melangkah bukan hanya membawa gelar, tetapi mandat kemanusiaan yakni: bekerja, melayani, dan mengangkat martabat profesi keperawatan di mana pun mereka ditempatkan demi menampilkan pelayanan dalam kasih. Serviam in Caritate. (Penulis: Christian Romario)