Ringkasan
🔴 Mahasiswa STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere selesaikan praktik keperawatan dasar di Puskesmas Bola, Kabupaten Sikka.
🔴 Kepala Puskesmas Bola memuji sikap dan keterampilan mahasiswa selama praktik berlangsung.
🔴 Pihak kampus menegaskan komitmen untuk membentuk tenaga kesehatan profesional yang berkarakter dan berjiwa pelayanan.
Di STIKes St. Elisabeth Kesukupan Maumere, profesionalisme lahir dari melayani dengan kasih. Pada Kamis (9/10/2025), 62 mahasiswa STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere resmi menuntaskan masa praktik keperawatan dasar mereka di Puskesmas Bola, setelah hampir satu bulan penuh menjalani pembelajaran klinik di tengah dinamika pelayanan masyarakat. Hal inilah yang menjadi ciri khas Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) St. Elisabeth Keuskupan Maumere, yang terus berkomitmen membentuk tenaga kesehatan profesional, berintegritas, dan berjiwa pelayanan.

Penutupan masa praktik berlangsung sederhana namun sarat makna. Penutupan masa praktik dihadiri oleh Wakil Ketua II bidang non-akademik RD. Gabriel Mane, Kepala LPM Ibu Shanti Gaharpung, serta Kepala Program Studi Keperawatan, Ibu Antonia Rensiana Reong, bersama Kepala Puskesmas, Bapak Yusminus, para Clinical Instructor (CI), dan mahasiswa.
Bagi STIKes St. Elisabeth, praktik klinik seperti ini bukan sekadar agenda akademik, tetapi bagian dari filosofi pendidikan holistik yang menekankan keseimbangan antara ilmu, keterampilan, dan nilai kemanusiaan. Dan di Puskesmas Bola, mahasiswa telah menghadapinya yakni menyeimbangkan ilmu dengan empati, keterampilan dengan kemanusiaan. “Menurut saya, Puskesmas Bola adalah tempat yang tepat. Lingkungan Puskesmas Bola sangat mendukung penerapan filosofi pendidikan holistik STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere, di mana mahasiswa tidak hanya mengasah kemampuan klinis, tetapi juga belajar memahami manusia secara utuh, melayani dengan ilmu, hati, dan empati” ujar Ibu Antonia Rensiana Reong.
“Selain itu, Puskesmas Bola merupakan salah satu puskesmas dengan akreditasi unggul dan menjadi model bagi puskesmas lain di Kabupaten Sikka”, tambah Kepala Prodi Keperawatan STIKES St. Elisabeth Keuskupan Maumere tersebut.
Di Puskesmas Bola, mahasiswa terlibat aktif dalam berbagai kegiatan pelayanan dan tindakan keperawatan dengan bimbingan dari clinical instructor. Dengan bimbingan dosen dan CI, mahasiswa belajar berhadapan langsung dengan pasien, tenaga medis, dan masyarakat. Sebuah pengalaman yang memperkaya tidak hanya pengetahuan, tetapi juga karakter.
Victoria Sri Mulyani, mahasiswa D3 Keperawatan tingkat 2A, mengungkapkan betapa besar dampak pengalaman ini terhadap dirinya. “Selama menjalani praktik di Puskesmas Bola, saya merasa mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, bukan hanya secara akademik tetapi juga secara pribadi. Dari pengalaman ini, keterampilan komunikasi dan sikap profesional saya berkembang pesat. Berhadapan langsung dengan pasien, tenaga kesehatan, dan masyarakat membuat saya belajar untuk bersikap lebih percaya diri, empatik, dan tanggap dalam berbagai situasi. Nilai-nilai seperti disiplin, tanggung jawab, kerja sama tim, serta kesabaran benar-benar terasah selama praktik. Terlibat langsung dalam kegiatan seperti posyandu bayi, balita, hingga lansia, serta pelayanan di poli dan ruang tindakan, memberi saya banyak ruang belajar yang nyata dan bermakna.” ujarnya.

“Tantangan terbesar yang saya hadapi adalah bagaimana menyesuaikan diri dengan ritme kerja di lapangan yang sering kali tidak terduga. Tidak semua yang kami pelajari di kampus bisa langsung diterapkan, karena di lapangan, kami harus belajar cepat, berpikir fleksibel, dan tetap tenang dalam tekanan.Namun di balik semua itu, saya merasa bersyukur. Praktik ini bukan hanya menambah pengetahuan, tapi juga membentuk karakter saya sebagai calon perawat yang lebih siap, kuat, dan bijak dalam melayani sesama”, lanjutnya.
Dari setiap proses itu, mahasiswa belajar bahwa menjadi perawat bukan hanya tentang kemampuan teknis, tetapi juga soal ketulusan, kesabaran, dan tanggung jawab. Hal ini ini memperlihatkan bagaimana kurikulum STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere yang berbasis kompetensi dan karakter benar-benar diterapkan di lapangan. Mahasiswa tidak hanya dilatih untuk tahu, tetapi juga untuk melayani dengan hati sebagaimana semoboyan institusi yakni serviam in caritate
Di sisi lain, pihak Puskesmas Bola juga memberikan kesan positif terhadap mahasiswa STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere. Kepala Puskesmas Bola, Yusminus, mengakui bahwa kehadiran mahasiswa membawa semangat baru di tempatnya.“Kami sangat senang dengan sikap anak-anak. Attitude mereka sangat baik. Karena itu, mesti terus dipelihara. Bagi saya attitude itu sangat diperlukan untuk menjadi perawat profesional. Kalau skill bisa dikembangkan, pengetahuan bisa dipelajari kemudian, namun attitude tetap sangat penting. Harapannya atitude mereka tetap dipelihara dan daya juang mereka terus ditempa. Selain itu, mereka juga anak yang pintar-pintar” ujarnya.

Dari pengalaman di Puskesmas Bola, tampak jelas bahwa praktik klinik bukan sekadar proses belajar. Ia adalah proses pembentukan jati diri profesional. Karena itu, model pembelajaran lapangan seperti ini memperkuat posisi STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere sebagai kampus kesehatan Katolik yang berintegritas. Kampus ini menempatkan praktik klinik sebagai ruang formasi karakter, di mana mahasiswa tidak hanya menguasai keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan empati, kepekaan sosial, dan semangat melayani sesama. “Kami ingin lulusan kami tidak hanya menjadi perawat yang terampil, tetapi juga pribadi yang tangguh, beretika, dan membawa harapan bagi sesama,” tegas RD. Gabriel Mane.
Apalagi Kerja sama dengan puskesmas berprestasi seperti Puskesmas Bola menjadi bukti bahwa STIKes St. Elisabeth Keuskupan Maumere terus memperluas jejaring mutu pendidikan, memastikan mahasiswa berlatih di tempat terbaik, di bawah bimbingan tenaga profesional. (Penulis: Christian Romario)
